Pages

Powered By Blogger

Sabtu, 05 November 2011

Nilai-Nilai Kebaikan untuk Pendidikan Moral yang Lebih Baik

Oleh Achmad Sigit Pratomo

Anak-anak harus selalu dibuat gembira, senang dan tidak tertekan. Perlu dimasukkan nilai-nilai spiritual, nilai kecerdasan emosional, dan kecerdasan sosial.
Lebih lanjut Akif menjelaskan saat ini anak-anak cenderung kurang memiliki jiwa sosial. Anak-anak pandai untuk hal-hal kognitif seperti memahami materi pelajaran, namun lemah dalam hal komunikasi dengan orang lain. Hal ini disebabkan karena anak lebih sering bermain game seperti Play Station (PS) dibandingkan bermain tradisional yang lebih mengajarkan kerja sama kelompok seperti gobak sodor maupun kasti. Selain kurang memiliki jiwa sosial, hak-hak anak sering terabaikan karena orang tua lebih dominan. Anak-anak jarang dimintai pendapat padahal anak mempunyai hak untuk berpendapat
Meskipun ada undang-undang perlindungan anak, tetapi persoalan anak seperti kekerasan pada anak tidak pernah berhenti. Kekerasan terhadap anak seringkali dilakukan  oleh orang terdekat. Baik orang tua, guru maupun teman-teman sekolahnya. Kekerasan bisa berupa kekerasan fisik sperti jeweran, maupun kekerasan psikis seperti kata-kata kasar.
Hal itu menyebabkan anak kemudian dendam. Dendam terhadap orang tua, guru, teman sekelas, kakak kelas, maupun adik kelasnya.Jeweran, kata-kata kasar menjadi awal dari pendidikan balas dendam.
Untuk perkembangan pendidikan anak yang lebih baik  seharusnya anak-anak dilatih untuk memberikan kebaikan pada sesamanya. “Dilatih untuk mengucapkan terimakasih, maaf, memberikan zakat maupun sodaqoh. Sehingga nantinya pesan moral yang timbul pada setiap anak adalah kebaikan bukan dendam.
Selain itu diperlukan  peran pemerintah dan masyarakat, Pemerintah harus meningkatkan kepedulian pada pemberian fasilitas-fasilitas untuk tumbuh kembang anak. Posyandu juga bisa ditingkatkan pada pendidikan misalnya bagaimana mengasuh anak yang baik. Sehingga posyandu tidak hanya menyikapi pada bidang kesehatan.
Masyarakat sendiri juga harus ada kepedulian pada lembaga-lembaga sosial, misalnya ikut andil dalam melakukan gerakan pengasuhan anak. Harapannya akan timbul perubahan pandangan pada orang tua bahwa anak juga juga mempunyai hak untuk berpendapat dan hak untuk bersenang-senang. Karena anak-anak harus selalu digembirakan

Dampak Game Online Bagi Remaja dan Pelajar

 oleh Kurina Umi

Nah gan,agan agan smua pasti tw kan game online yang lagi marak di indonesia sekarang seperti Point Blank,Seal Online, RF, dan masi banyak yang lainnya,,nah gan game game yang kayak gini yang bikin moral bangsa jadi turun gan,liat aja anak anak yang musti sekolah gara gara game online jadi cabut gan,,aneh ane…–__–
ane aja dolo suka maen game online jga gan tpi ane bisa bagi waktuu,,waktu belajar kta gunakan untuk belajar waktu maen ya maen gan..:)..

tanpa basa-basi ane langsung kasih ulasannya gan..


Internet yang selama ini kita ketahui hanya untuk browsing, e-mail, chatting ternyata sekarang sering digunakan oleh mahasiswa untuk bermain game yang lebih dikenal dengan game online. Dimana game online itu sendiri didefinisikan sebagai fasilitas permainan digital yang dapat terhubung dengan puluhan orang sekaligus serta dengan beragam permainan yang menarik bagi pemain yang suka bersaing, juga dapat merangsang pemain untuk menampilkan hasil yang lebih baik, karena masing-masing pemain akan berusaha untuk mencapai patokan yang bersifat unggul. Game online sebagai bagian dari budaya juga berpengaruh terhadap motivasi berprestasi. Dari hal tersebut dapat kita lihat bahwa, game online yang ada sangat berdampak negatif bagi subjek. Game yang tidak mendidik, sebab gambargambarnya hanya fantasi belaka, sehingga sifatnya hanya menyenangkan, dan game hanya membuang-buang uang, waktu, dan membuat seseorang menjadi malas, sebab pekerjaan-pekerjaan yang lain akan terbengkalai. Subjek juga merasa bahwa pengaruh game online tersebut tentunya bersifat negatif dan dapat membuat motivasi subjek menjadi rendah atau turun sehingga membuat nilai pelajaran atau prestasi akademisnya menurun, semenjak subjek mengenal game online. Mereka yang memiliki kebutuhan untuk berprestasi yang rendah akan menghindari prestasi. Mereka melihat kegagalan sebagai berasal dari kurangnya kemampuan, sebuah faktor yang tetap yang tidak dapat berubah secepatnya . Subjek memiliki motivasi berprestasi yang rendah, hal tersebut dapat dilihat dari keseharian subjek. Subjek cenderung menghindari prestasi dengan cara jarang kuliah. Jika datang ke kampus, subjek tidak atau bolos kuliah, tetapi malah datang ke warnet terdekat untuk bermain game online. Berdasarkan uraian diatas dapat disimpulkan bahwa game online memiliki dampak terhadap motivasi berprestasi bidang akademik pada mahasiswa, hal tersebut membuat motivasi berprestasi mahasiswa pun akan cenderung menjadi rendah atau turun karena mereka lebih memikirkan game online.

Bagi para kalangan pelajar mungkin tidak asing dengan permainan game online. Sekarang ini bisnis warnet yang menyajikan permainan game online sedang merambak di kota – kota besar, tak menutup juga warnet di kota lainnya. Di tahun 2010 ini tak heran jika kita jumpai hampir disetiap pinggir jalan dapat kita temui beberapa tempat warnet yang menyediakan fasilitas internet untuk browsing maupun game online, dari hasil survey kami, dibeberapa tempat didapatkan para kalangan pelajar yang tak kelak selalu datang untuk menghabiskan waktunya bermain game online dan terdapat juga beberapa pelajar yang tidak masuk sekolah ( bolos ) hanya demi bermain game online entah apa yang ada dibenak mereka hingga lebih memilih bermain game online dibandingkan belajar disekolah. Apa yang dilakukan pelajar tersebut terkadang tidak sepengetahuan orang tua, orang tua pun hanya mengetahui anaknya berangkat ke sekolah untuk belajar tetapi terkadang hal itu bisa berkata lain. Seharusnya para orang tua harus lebih memperhatikan lagi anak – anak mereka dan memberi penjelasan kepada mereka agar manfaatkan waktu sekolahmu untuk belajar karena masih banyak diluar sana yang tidak bisa merasakan bangku pendidikan karena terbentur oleh faktor ekonomi.

Dampak negatif :
  • pelajar yang bermain game online hanya menghambur – hamburkan waktu dan uang secara sia – sia .
  • bermain game online membuat mereka menjadi ketagihan .
  • terkadang lebih merelakan sekolahnya untuk bermain game online (bolos sekolah).
  • dengan bermain game online tersebut juga bisa membuat mereka lupa waktu, untuk makan, beribadah, waktu untuk pulang ,dll.
  • dengan terlalu sering berhadapan dengan monitor secara mata telanjang dapat membuat mata nya menjadi minus , nyatanya umur mereka masih muda – muda.
  • anak tersebut jadi sering berbohong kepada orang tuanya karena ia awalnya pamit untuk berangkat sekolah ternyata ia bolos sekolah untuk bermain game online.
Nilai positif :
  • pelajar tersebut dapat menguasai komputer lebih lanjut .
  • dengan bermain game online secara langsung ia dapat mengerti bahasa Inggris yang dipergunakan pada gamenya tak jarang mereka juga mesti mengartikan sendiri kata – kata yang mereka tidak ketahui.
  • dari game online ini dapat menambah teman mereka walaupun hanya didunia nyata maupun maya .
  • bagi yang telah mempunyai ID dari salah satu game onlinenya yang telah jadi (GG) mereka dapat menjualnya dengan orang lain dan akhirnya mendapatkan uang dari hasil tersebut.
Dari info yang dapat kami berikan ini, semoga para orang tua agar lebih memperhatikan anaknya lagi apakah yang dilakukan anak – anaknya selama ini benar atau tidak. Untuk lebih baiknya seorang anak diberikan kembali penjelasan kewajiban apa yang ia lakukan sebagai seorang pelajar pada umumnya, mengajaknya untuk lebih menghemat uang atau lebih baik ditabung dari pada dihabiskan untuk keperluan yang tidak penting, jika memang anak tersebut suka bermain game online berikanlah aturan waktu untuk bermain sebaiknya tidak mengganggu waktu jam sekolahnya dan memberikan batasan waktu untuk bermain , ia mesti tau kapan waktunya pulang kerumah agar tidak sampai larut malam. Semoga info ini dapat bermanfaat bagi anda terutama para orang tua dan para pelajar sekarang ini.

Mengingat Lagu atau Mengingat Pelajaran

 oleh Rossita Dewi Permata

Pada dasarnya mengingat lagu dengan mengingat pelajaran itu sama atau bisa juga lebih sulit. Yang membedakan, kita mengingat lirik lagu dengan tambahan mengingat intonasi nada.   Tidak mungkin kalau mengingat lirik lagu tanpa mengingat intonasi nadanya. Karena lagu itu terdiri dari lirik lagu, intonasi nada, dan alunan musik yang mengiringi lirik lagu itu sendiri. Sedangkan mengingat pelajaran itu sebenarnya lebih mudah, karena hanya mengingat inti dari pelajaran. Bukan mengingat keseluruhan isi dari pelajaran.
Kenyataannya sampai saat ini masih banyak anak-anak yang susah mengingat pelajaran. Tapi mudah mengingat lirik lagu dengan intonasi nadanya. Mengapa demikian? Menurut saya, terdapat  beberapa faktor yang menyebabkan anak-anak mengalami hal seperti itu, diantaranya;
·         Anak-anak merasa bosan dengan apa yang mereka pelajari.
·         Anak-anak tidak memahami apa yang mereka pelajari.
·         Anak-anak lebih menyukai hal-hal yang berbau audiovisual.
·         Alunan musik lebih merangsang otak anak untuk cepat menangkap apa yang didengarnya.
·         Dengan lagu anak mudah untuk mengekspresikan bagaimana dirinya.

Sungguh disayangkan apabila anak-anak lebih mampu mengingat lagu daripada mengingat pelajaran. Anak-anak yang mampu mengingat lagu tapi ternyata susah mengingat pelajaran. Sebenarnya mereka mempunyai kemampuan mengingat yang tinggi. Karena lagu-lagu yang beragam mereka dapat mengingatnya dalam jangka waktu yang tidak lama. Tatapi karena proses yang tidak sama antara mengingat lagu dengan mengingat pelajaran. Maka dari salah satu proses itu ada yang tidak maksimal.
Apabila anak-anak mengalami hal seperti itu, adanya pendamping belajar yang kreatif sangat dibutuhkan. Karena dengan pendamping yang kreatif, anak tidak akan merasa bosan. Membuat anak merasa senang dengan pelajaran yang mereka pelajari. Itulah proses awal yang sangat mendukung untuk kelanjutannya. Apabila anak-anak sudah merasa senang, maka mengingat apa yang sudah mereka pelajari itu dapat dengan mudah.